Selasa, 11 November 2008

Skripsi Ibu

PENERAPAN STRATEGI PENGAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD I BOWONGSO KALIKAJAR

WONOSOBO JAWA TENGAH

PROPOSAL

OLEH

C. SRI SUPADMI

292006084

Jurusan SI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SATYA WACANA SALATIGA

2008

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pembelajaran Sekolah Dasar (SD) perlu ditingkatkan, keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) harus diarahkan kepada perubahan kualitas perilaku siswa, misalnya perilaku berpikir, perilaku pribadi, kemandirian, perilaku menanggapi serta menyelesaikan masalah. Upaya ini memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, serta mempersiapkan siswa Sekolah Dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.

Proses belajar mengajar merupakan keseluruhan prosedur untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, sehingga proses tersebut perlu mewujudkan interaksi langsung antara siswa dengan bahan ajar, supaya menghasilkan perilaku belajar.

Perilaku belajar dapat diperhatikan dari cara siswa berinteraksi dengan objek persoalan belajar, interaksi ini kemudian akan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. Meningkatkan perhatian siswa dalam belajar, maka kegiatan berpikir dan bekerja siswa akan memberikan pengalaman belajar bagi mereka.

Dalam rangka meningkatkan perhatian siswa guru mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting. Guru perlu mengupayakan cara penyampaian materi pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian belajar. Jadi guru dituntut untuk mampu memilih serta menerapkan strategi pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Untuk meningkatkan perhatian siswa mencapai tujuan belajar mengajar dengan efektif dan efisien diperlukan strategi belajar mengajar yang tepat.

Menurut W. Gulo (202:83), “Strategi belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan belajar tertentu itu tergantung pada kondisi masing – masing unsur yang telibat dalam proses belajar mengajar secara faktual. Kemampuan siswa, kemampuan guru, sifat materi, sumber belajar, media pengajaran, faktor logistik , tujuan yang ingin dicapai, adalah unsur – unsur pengajaran yang berbeda – beda disetiap tempat dan waktu”.

Strategi belajar mengajar yang baik harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari, menemukan dan mengembangkan fakta dalam memecahkan masalah. Jika kepada siswa diberikan kesempatan unuk mencari, menemukan dan mengembangkan fakta dalam memecahkan masalah, maka keaktifan siswa berkembang dan diharapkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar akan bermanfaat serta berpengaruh positif dalam tingkat perkembangan berikutnya.

Strategi tersebut sesuai dengan strategi inkuiri, sebagaimana dikemukakan oleh Oemar hamalik (2001:63) bahwa, “Pembelajaran berdasarkan inkuiri merupakan suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok – kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan di dalam suatu prosedur dan kelompok yang digariskan secara jelas”.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi inkuiri ini ditekankan pada proses dan perhatian siswa dalam pembelajaran. Dengan strategi ini, diharapkan siswa merasa terlibat dan memperhatikan dalam setiap proses pembelajaran sehingga dapat memancing daya kritis bagi siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang mampu mengembangkan berpikir kritis bagi siswa, seperti dikemukakan oleh Suryati Sidharta (1990:1), “Anak Sekolah Dasar menempati usia kritis sekaligus strategis dalam mengembangkan sikap ilmiah. Pada usia tersebut anak ingin mengetahui segala sesuatu yang dirasa asing. Apa yang ingin diketahui anak pada umumnya adalah keadaan alam, yang perwujudannya sangat menakjubkan mereka. Hal ini menunjukkan mata pelajaran IPA sebagai salah satu gerbang untuk bersikap ilmiah dan kritis”.

Kenyataannya masih banyak guru dalam mengampaikan materi IPA secara informatif dan siswa menghafalnya, guru cenderung sebagai – satu – satunya sumber ilmu bagi siswa. Kegiatan belajar yang demikian tidak memberikan suasana yang memancing daya kritis dan kreatif anak, sehingga cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru dituntut untuk mencari alternatif pemecahan dalam pembelajaran IPA supaya proses belajar mengajar dapat memberikan kesempatan pada anak didik untuk memfungsikan unsur – unsur fisik maupun aspek – aspek perspektualnya. Melalui cara demikian diharapkan keaktifan dan perhatian siswa dalam belajar akan lebih meningkat, sehingga ketergantungan siswa terhadap guru akan berkurang.

Fenomena tersebut diatas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan fase penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran.

Kualitas pembelajaran dapat terjadi bila interaksi antara guru dengan siswa dapat berjalan dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh ketertarikan siswa untuk memperhatikan dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 1 Bowongso, Kalikajar, Wonosobo, karena lingkungan sekolah kurang kodusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, disebabkan letak sekolah yang dekat dengan perajang tembakau. Sehingga pada saat guru menerangkan suara guru tidak dapat didengar dengan jelas, karena kebisingan suara mesin perajang tembakau dan orang – orang yang berlalu – lalang, sehingga perhatian siswa kurang memusat.

Penelitian ini mencoba menerapkan strategi pengajaran inkuiri untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sedang sering digunakan dalam belajar mengajar IPA. Penelitian ini berjudul “penerapan Strategi Pengajaran Inkuiri untuk meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V SD 1 Bowongso, Kalikajar, Wonosobo”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, ada beberapa permasalahan yang muncul diantaranya :

1. Kurang tepatnya strategi pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA, sehingga keterlibatan dan perhatian siswa dalam belajar kurang maksimal.

2. Proses pembelajaran IPA dirasa kurang menarik bagi siswa sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.

3. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak aktif dalam menerima materi pelajaran IPA.

4. Sebagian siswa masih ada yang bermain – main dan tidak memperhatikan materi yang diberikan guru pada saat pembelajaran IPA berlangsung.

5. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif sehingga perhatian siswa kurang memusat pada saat diberikan pelajaran

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan supaya pembahasan dapat dilakukan dengan teliti, terpusat, dan mendalam maka permasalahan dibatasi pada penerapan strategi pengajaran inkuiri untuk meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran IPA Kelas V di SD I Bowongso, Kalikajar, Wonosobo.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penerapan stratregi pengajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan perhatian siswa kelas V SD I Bowongso, Kalikajar, Wonosobo.

E. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan perhatian siswa melalui penerapan strategi pengajaran inkuiri mata pelajaran IPA Kelas V SD I Bowongso, Kalikajar, Wonosobo.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Bagi siswa

a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA.

b. Untuk meningkatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran IPA.

2. Bagi Guru

a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa.

b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah.


G. Batasan Istilah

1. Strategi pengajaran Inkuiri

Strategi inkuiri adalah strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok – kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang telah digariskan secara jelas.

2. Perhatian Siswa

Perhatian siswa adalah pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan siswa yang ditujukan pada suatu objek yakni kegiatan mengajar guru.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan Alam adalah hasil dari kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, konsep, yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah yaitu penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan – gagasan.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. DISKRIPSI TEORITIK

1. Tinjauan Tentang Komponen Pengajaran

Menurut Oemar Hamalik (2001:77-153) pengajaran merupakan suatu system, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen yang berintelasi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun komponen tersebut meliputi :

a. Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran adalah sesuatu yang menjadi arah proses pengembangan pengajaran itu sendiri, karena di dalam tujuan pengajaran tersebut tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dicapai siswa pada akhir proses pengajaran. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut merupakan ukuran keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan pengajar.

b. Siswa

Siswa adalah organisme yang memiliki potensi fisik dan psikis, yang merupakan individu sedang berkembang dan dalam proses perkembangan tersebut membutuhkan bimbingan dari guru dilingkungan sekolah.


c. Guru

Guru adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi siswa untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Guru merupakan komponen sentral dalam sistem pendidikan, sangat mempengaruhi pendidikan.

d. Perencanaan Pengajaran

Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum yang merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pengajaran. Perencanaan pengajaran adalah suatu rencana mengajar yang disusun untuk selama mengajar, rencana mengajar ini berisi garis besar materi pengajaran, sebagai perincian lebih detail dibuat dalam bentuk persiapan mengajar. Perencanaan pengajaran berfungsi memberikan pemahaman persiapan mengajar. Perencanaan pengajaran berfungsi memberikan pemahaman kepada guru tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

e. Strategi pengajaran

Strategi pengajaran merupakan rencana dan cara membawakan pelajaran supaya dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai tujuan pengajran dengan efekktif. Strategi pengajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur keseluruhan proses belajar mengajar, meliputi mengatur waktu, pemenggalan penyajian, pemilihan metode, pemilihan pendekatan dan sebagainya.

f. Media pengajaran

Media pengajaran merupakan alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pendidik kepada peserta didik, media pengajaran ini perpaduan antara peragkat keras (hardware) dan perangkat dan perangkat lunak (software). Hardware yang telah diisi dengan program pengajaran (software) disebut dengan media pengajaran.

g. Media pengajaran

Evaluasi pengajaran merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pengajaran sudah tercapai.

2. Tinjauan Tentang Strategi Pengajaran

a. Pengertian Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran merupakan metode dan prosedur untuk mencapai tujuan. Seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik bahwa strategi pengajaran adalah “Keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu (2001:201)”.

Dalam kegiatan belajar mengajar strategi diperlukan guru dan penggunaannya bervariasi, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mengelola dan menciptakan suasana kelas yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang baik. Sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto bahwa : “Strategi pengajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur keseluruhan proses belajar mengajar, meliputi mengatur waktu, pemenggalan penyajian, pemilihan metode, pemilihan pendekatan, dam sebagainya”. (2002:299) .

Guru harus dapat memilih strategi mana yang paling tepat untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan banyaknya strategi pengajaran tidak semua strategi sama efektifnya untuk suatu bidang studi, maka guru sebagai pengelola pembelajaran perlu memperhatikan kesesuaian strategi yang akan digunakan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar mencapai tujuan pengajaran yang baik.

b. Jenis – jenis Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran berfungsi sebagai prosedur yang ditempuh oleh guru yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berbagai strategi pengajaran berikut ini biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2000:37-152) jenis – jenis strategi pengajaran antara lain : belajar advokasi, strategi pengajaran berdasarkan pengalaman antara lain, pusat belajar modular, pengajaran berdasarkan inkuiri, pendekatan tutorial, belajar tuntas, pengajaran beregu, pengajaran terpadu dan sebagainya. Strategi tesebut merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan demikian guru harus memilih strategi yang sesuai.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa strategi pengajaran yang dapat dipergunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).

1) Belajar Advokasi

Belajar advokasi merupakan suatu alternatif pendekatan pengajaran dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas masalah (isu) sosial dan masalah – masalah pribadi melalui keterlibatan langsung dan berperan serta secara pribadi dalam proses debat.

2) Pengajaran Berdasarkan Pengalaman

Pengajaran berdasarkan pengalaman yaitu pengajaran memberikan kepada siswa seperangkat atau serangkaian situasi pendidikan dalam bentuk keterlibatan pengalaman senyatanya, yang sengaja diciptakan oleh guru. Landasan ini membawa siswa kedalam suasana yang memungkinkan mereka melakukan eksplorasi dan penyelidikan dalam rangka memecahkan masalah tertentu atau mata pelajaran tertentu.

3) Pusat Belajar Modular

Pusat belajar modular merupakan wahana yang menyediakan pengalaman belajar yang self-contained dan self-directed dimana para siswa berinteraksi dengan materi dan mendapat umpan balik langsung mengenai belajar yang telah dilakukan oleh mereka sendiri. Self-contained karena pada hakekatnya siswa sendiri yang menyampaikan pelajaran untuk dirinya, sedangkan materi yang konteks ini adalah perangkat bahan pembelajaran berbentuk modul yang perlu dipelajari di dalam kelas yang bersangkutan.

4) Pengajaran Inkuiri

Pengajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok – kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

5) Pendekatan Tutorial

Pengajuan tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar mencapai hasil belajar secara optimal. Program tutorial sering dikaitkan dengan program pengajaran modular, program bimbingan jarak jauh, dan system belajar jarak jauh.

6) Belajar Tuntas

Strategi belajar tuntas adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama – sama berdasarkan pembatasan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa, sampai tingkat tertentu, penyediaan waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

7) Pengajaran Beregu

Strategi pengajaran beregu adalah suatu metode pengorganisasian guru, siswa, ruangan dan kurikulum yang memerlukan macam – macam guru sebagai suatu regu untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai program pendidikan bagi semua anak yang dipertanggungjawabkan kepada mereka.

8) Pengajaran terpadu

Pengajaran terpadu adalah system pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pelajaran yang berpusat pada sautu masalah atau topik, baik teoritis maupun praktis, dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program yang terpadu, berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat, dan yang memadukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa yang terintegrasi.

Di samping strategi pengajaran di atas, masih banyak strategi yang dapat digunakan. Berdasarkan uraian strategi pengajaran di atas, maka penelitian ini akan menggunakan strategi inkuiri dalam mata pelajaran IPA untuk siswa SD 1 Bowongso, Kalikajar, Wonosobo.

3. Tinjauan Tentang Strategi Pengajaran Inkuiri

a. Pengertian Strategi Pengajaran Inkuiri

Strategi inkuiri merupakan cara belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengembangkan ketrampilan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pola berpikir kritis. Seperti yang didefinisikan oleh Oemar hamalik bahwa : “Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok – kelompok siswa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas” (2001:633).

Pengajaran inkuiri menuntut siswa untuk menggunakan kemampuannya mencari jawaban atas suatu isu atau pertanyaan. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menemukan konsep dan prinsip sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok.

b. Syarat Pengguna Strategi Inkuiri

Dalam penggunaan Strategi Inkuiri perlu diperhatikan syarat – syaratnya seperti yang diungkapkan W. Gulo sebagai berikut :

1. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut suasana bebas (permisif) di dalam kelas, dimana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat yang berbeda perlu diperhatikan.

2. Inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentative (kebenaran selalu bersifat sementara). Sikap terhadap pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi ini.

3. Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validasi dan reliabilitas tentang sebagai dituntut dalam penyajian hipotesis pada umumnya (2002:42).

c. Model Strategi Pengajaran Inkuiri

Guru harus dapat menentukan model strategi inkuiri yang cocok untuk diterapkan pada siswa. Menurut Oemar hamalik berbagai model strategi inkuiri yang diterapkan pada siswa antara lain :

1. Inkuiri Berorientasi Diskoveri

Inkuiri berorientasi pada diskoveri menunjuk pada situasi – situasi akademik dimana kelompok – kelompok kecil siswa (yang terdiri dari empat sampai lima anggota) berupaya menemukan jawaban – jawaban atas topik – topik inkuiri. Dalam situasi tersebut, para siswa dapat menemukan konsep atau rincian informasi. Model ini dapat dilaksanakan kepada seluruh kelas sebagai bagian dari kegiatan – kegiatan inkuiri, yang disebut sosial inkuiri.

2. Inkuiri berdasarkan kebijakan (policy based inquiry)

Inkuiri berdasarkan kebijakan adalah suatu bentuk inkuiri yang lebih proaktif yang berkenaan dengan adanya proposisi – proposisi kebijakan yang berorientasi pada tindakan. Perbedaannya dengan inkuiri berorientasi diskoveri adalah hakekat inkuiri dan tujuan yang hendak dicapai. Yang menjadi fokus dan tujuan adalah masalah – masalah sosial dan kebijakan yang berkaitan dan yang ditargetkan (2001:220)

Berdasarkan model – model strategi inkuiri tersebut diatas, penelitian ini terbatas pada inkuiri berorientasi diskoveri. Dari model tersebut, pelaksanaan proses belajar mengajar IPA untuk siswa SD diberikan dalam bentuk sederhana dan sesuai kemampuan siswa.

Model inkuiri berorientasi diskoveri diberikan dengan maksud agar siswa mengikuti kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagai inkuiri dan diskoveri menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif.

d. Langkah – langkah dalam Strategi Inkuiri

Penggunaan strategi inkuiri pada pengajaran IPA untuk siswa SD dapat memberikan hasil yang baik apabila pengajar mengetahui langkah – langkah pelaksanaan strategi pengajaran inkuiri. Seperti yang dijelaskan Oemar Hamalik, penggunaan strategi inkuiri dilakukan melalui langkah – langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas.

2. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.

3. Merumuskan hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2

4. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang telah dikumpulkan

5. Merumuskan jawaban atas pertanyaan pokok dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil – hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul. (2002:221)

Dalam menggunakan strategi inkuiri dapat disimpulkan berdasarkan langkah – langkah tersebut, sebagai berikut :

1. Strategi inkuiri harus merumuskan dahulu tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan model inkuiri yang jelas dan tepat serta mempertimbangkan kemampuan masing – masing siswa.

2. Pelaksanaan proses pembelajaran, peranan guru dalam mengawasi dan membimbing siswa sangat penting untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam bekerja, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Laporan hasil yang dicapai siswa pada pelaksanaan pembelajaran dapat dilaporkan secara lisan maupun tulisan, sedangkan penilaian hasil tersebut dapat berbentuk tes maupun non tes.

e. Kelebihan Strategi Inkuiri

Menurut Una Kartawisastra dalam bukunya kegiatan belajar diskoveri inkuiri (1980:12-13_ mengatakan bahwa keuntungan penggunaan strategi inkuiri adalah sebagai berikut :

1. Dapat membangkitkan gairah siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang – kadang kegagalan.

2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri sendiri.

3. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak penyediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa, seandainya siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan.

4. Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.

5. Strategi ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.

6. Dapat memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan diri sendiri melalui proses-proses penemuan, memberi kemungkinan siswa untuk mengatasi kondisi yang mengecewakan.

7. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan bersama – sama guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.

8. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

Keuntungan strategi inkuiri pada pelajaran IPA untuk siswa SD yaitu pelajaran yang membutuhkan keaktifan untuk melakukan belajar, seperti melakukan percobaan dan tugas belajar lainnya. Dengan demikian siswa akan memperhatikan dan berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran IPA, sehingga materi pelajaran akan berkesan.

f. Kelemahan Strategi Inkuiri

Penggunaan strategi inkuiri menurut Una Kartawisastra (1980:12-13) dalam bukunya kegiatan belajar diskoveri inkuiri masih mempunyai kelemahan – kelemahan sebagai berikut :

1. Harus ada kesiapan mental untuk cara belajar ini. Siswa yang lamban akan kebingungan jika beradaban dengan hal-hal yang abstrak.

2. Strategi ini kurang berhasil untuk menga jar kelas besar.

3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

4. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional – sosial secara keseluruhan pada anak.

5. Strategi ini mungkin tidak memberi ksempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian - pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru demikian pula proses – proses di bawah pembinaannya.

Guru perlu memperhatikan hal – hal tersebut, supaya strategi pengajaran inkuiri dapat mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan dengan efektif dan efisien, walaupun strategi ini baik digunakan dalam pembelajaran IPA tetapi tetap harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan tidak terlalu sering supaya tidak menyita waktu.

4. Tinjauan Tentang Perhatian

a. Pengertian Tentang Perhatian

Menurut ahli psikologi Sumardi Suryabrata (2002 : 14) perhatian dirumuskan sebagai pemusat energi psikis tertuju pada suatu subyek, juga diartikan sebagai banyak sedikitnya suatu kesadaran yang menyertasi suatu aktivitas yang sedang dilaksanakan. Maksud dari energi psikis adalah gejala-gejala yang berhubungan dengan pikiran, perasaan dan kemauan.

Sedangkan menurut Dakir (1993 : 14) bahwa pengertian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi yang dikerahkan dalam pemusatan kepada barang atau sesuatu baik yang ada didalam maupun diluar kita. Dengan demikian apa yang diperhatikan akan betul-betul jelas bagi individu. Jika suatu obyek makin dipertahankan akan makin disadari dan makin jelas obyek itu bagi individu.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan yang dilakukan secara sengaja dan terkonsentrasi oleh individu yang ditujukan pada obyek untuk memperoleh kejelasan dari obyek yang diperhatikan. Jadi apabila pengertian perhatian dikaitkan dengan siswa, maka mncul istilah perhatian siswa. Siswa yang dimaksud disini adalah anak yang masih sekolah dibangku sekolah dasar. Jadi pengertian perhatian siswa adalah pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan siswa yang ditujukan pada suatu obyek yakni kegiatan mengajar guru.

b. Faktor-faktor yang menentukan Perhatian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu hal-hal yang obyektif dan subyektif. Hal ini menurut AR Gilliland sebagaimana dikutip oleh Dakir (1993 : 32) menyatakan sebagai berikut :

1) Hal-hal secara obyektif menentukan perhatian

a) Rangsangan yang kuat mendapat perhatian

b) Kualitas rangsangan yang menentukan perhatian

c) Obyek yang besar menarik perhatian

d) Pengulangan rangsangan menarik perhatian

e) Rangsangan yang baru menarik perhatian

2) Hal-hal yang secara subyektif menentukan perhatian

a) Beberapa rangsangan yang sesuai dari bakatnya

b) Rangsangan yang berarti akan menarik perhatian

c) Rangsangan yang berubah-ubah akan menarik perhatian

d) Kebisaaan emosional yang menimbulkan perhatian

c. Macam-macam Perhatian

Adapun macam-macam perhatian menurut Dakir (1993 : 112) adalah sebagai berikut :

1) Perhatian ditinjau dari derajatnya :

a) Perhatian tinggi, terjadi jika individu memperhatikan sesuatu sampai melupakan yang lain

b) Perhatian rendah, jika perhatian individu hanya sedikit saja atau sebentar

2) Ditinjau dari timbulnya, perhatian dibagi menjadi dua yaitu :

a) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang terjadi dengan sendirinya

b) Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang tidak dengan sendirinya

3) Ditinjau dari sikap batin, perhatian dibagi menjadi dua, yakni :

a) Perhatian memusat, terjadi jika perhatian hanya meliputi satu obyek saja

b) Perhatian merata, terjadi jika perhatian meliputi satu obyek

4) Ditinjau dari sebabnya, perhatian dibagi menjadi dua, yakni :

a) Perhatian luas, jika perhatian terjadi secara menyeluruh dalam beberapa obyek

b) Perhatian sempit, jika perhatain yang hanya meliputi sedikit obyek saja dalam waktu singkat

5) Ditinjau dari sifatnya, perhatian dibagi menjadi dua, yakni :

a) Perhatian statis, yakni perhatian yang masih tetap kuat sampai waktu tertentu

b) Perhatian dinamis, yakni perhatian yang berubah-ubah.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhatian pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi enam macam, yaitu :

a) Berdasarkan intensitasnya

b) Berdasarkan cara timbulnya

c) Berdasarkan luasnya perhatian yang dikenai perhatian

d) Berdasarkan derajatnya

e) Berdasarkan sikap batinnya

f) Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang dilakukan adalah berdasarkan timbulnya, yakni perhatian yang efektif : perhatian yang timbul secara sengaja serta dibarengi kemauan yang kuat dalam proses pembelajaran IPA melalui strategi pengajaran inkuiri.

d. Indikator Perhatian

Berkaitan dengan faktor perhatian, ada beberapa batasan dalam unsur-unsur perhatian dari dalam diri pengamat, yakni :

1) Konsentrasi

Konsentrasi menurut Kartini Kartono (1990 : 47) adalah pemusatan perhatian/ pikiran pada suatu hal atau pemusatan tenaga. Kekuatan dan lain-lain di suatu tempat. Jadi dalam penelitian ini dimaksudkan siswa memiliki kekatan dan dapat memusatkan tenaga pada satu obyek atau satu hal saja dalam pokok bahasan IPA dengan menerapkan strategi inkuiri.

2) Minat

Slameto (1995 : 57) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, sedangkan dalam ensiklopedia menyebutkan bahwa minat merupakan faktor yang ada dalma diri seseorang yang menyebabkan orang tertarik atau menolak terhadap obyek, dan kegiatan dalam lingkungan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang menyebabkan seseorang tertarik atau menolak terhadap obyek, orang dan kegiatan dalam lingkungan, yaitu lingkugan proses pembelajaran IPA dengna menerapkan strategi inkuiri.

3) Usaha

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, usaha adalah kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu maksud. Dengan kata lain, usaha merupakan perbuatan dan daya upaya dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi pengajaran inkuiri.

4) Kewaspadaan

Surysubroto (1988 : 238) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah keadaan yang cukup waspada atau kesiapsiagaan. Dengan demikian arti kewaspadaan dapat disimpulkan sebagai kesiapsiagaan, keawasan dan ketidaklengahan. Dalam penelitian ini dimaksudkan siswa memiliki kesiapsiagaan dan ketidaklengahan dalam proses pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi pengajaran inkuiri.

5) Keseriusan

Keseriusan menurut Peter Salim (1990 : 926) diartikan sebagai kesungguhan, ia menunjukkan keseriusan yang tinggi dalam pekerjaan. Jadi dalam penelitian ini siswa dimaksudkan memiliki kesungguhan dalam mengikuti proses belajar IPA dengan menerapkan strategi inkuiri

Dari kelima indikator perhatian diatas, dalam pembelajaran IPA diharapkan perlu memenuhi kelima-limanya disamping juga kaidah IPA itu sendiri sebagai pelajaran yang tak hanya untuk dihafal akan tetapi lebih pada pemahaman sehingga dengan berpikir secara logis siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.

2. Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD

a. Hakekat IPA

Pada dasarnya IPA di SD saat ini merupakan kelompok keilmuan yang disajikan dalam materi terpadu dari Biologi, Fisika dan Kimia yang disajikan dalam bentuk yang sederhana. Dalam IPA hal-hal yang komplek dapat disederhanakan, sehingga mudah dipahami hakekat dan saling keterkaitannya.


Menurut Moh. Amin bahwa :

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. IPA merupakan salah satu bidang studi yang penting dan strategis dalam mengubah sikap serta perilaku siswa untuk memperoleh nilai yang dapat mengembangkan kepribadian termasuk didalamnya pengembangan aspek intelektual (1989 : 4).

Berdasarkan pengertian diatas, pada hakekatnya IPA merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada siswa serta salah satu mata pelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif.

Dalam Kurikulum Sekolah Dasar 1994, pengertian IPA adalah hasil dari kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah yaitu penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

Selanjutnya pengertian Mata Pelajaran IPA dalam Kurikulum Sekolah Dasar 1994 (1994 : 97) adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

b. Pengajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar diberikan sejak kelas III menurut Direktorat Pendidikan Dsar (2001 : 86 – 88) ruang lingkup pelajaran IPA di SD untu kelas V konsep-konsep yang dibahas adalah :

1) Makhluk hidup berkemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam usaha mempertahankan hidupnya

2) Antar makhluk hidup ada saling ketergantungan

3) Tumbuhan berhijau daun dapat membuat makanannya sendiri

4) Ada hubungan antara makanan, alat pencernaan dan kesehatan

5) Sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui

6) Cahaya mempunyai sifat-sifat yang berguna dalam kehidupan sehari-hari

7) Antar cahaya dan penglihatan saling berhubungan

8) Pengertian dan sifat gaya

9) Macam-macam gaya

10) Pesawat sederhana memudahkan pekerjaan

11) Bentuk energi bermacam-macam

12) Panas berpengaruh pada benda

c. Manfaat dan Tujuan Pengajaran IPA di SD

Dalam pengajaran IPA mempunyai manfaat, adapun manfaat pengajaran IPA menurut Direktorat Pendidikan Dasar (1995 : 3) adalah :

1) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menimbulkan rasa cinta dan kagum terhadap pencipta-Nya

2) Mengembangkan kemampuan dalam memelihara dan memanfaatkan lingkungan secara bijaksana serta menyadari kebesaran Tuhan YME

3) Mengembangkan gagasan, keterampilan dan sikap yang berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari

4) Menanamkan sikap ilmiah dan nilai-nilai positif melalui proses IPA didalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

Adapun manfaat mempelajari IPA dikemukakan oleh UNESCO yang dikuti Asri Budiningsih (2002 : 47) sebagai berikut :

1) IPA menolong siswa untuk dapat berpikir secara logis terhadap kejadian-kejadian sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapinya

2) Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

3) Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa memperoleh bekal yang sangat penting

4) Jika IPA diajarkan dengan baik akan menghasilkan pola pikir siswa yang baik pula

5) Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.

6) Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungannya, melalui IPA potensi anak akan dikembangkan

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengajaran IPA untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan selalu tertarik dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari aplikasi IPA.

Sedangkan tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam Kurikulum Sekolah Dasar 1994 (1994 : 97) yaitu :

1) Memahami konsep-konsep IPA dalam keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari

2) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta gagasan-gagasan tentang alam sekitar

3) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar

4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri

5) Mampu menerapkan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

6) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran Tuhan YME

Berdasarkan pada tujuan mata pelajaran IPA tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pelajaran IPA meliputi pembentukan sikap, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal hidup siswa.

Agar tujuan IPA dan manfaat pengajaran IPA di SD dapat terwujud serta dapat dirasakanl siswa, maka guru sebagai pengajar harus dapat menerapkan strategi pengajaran yang tepat dalam penyampaian materi.

3. Tujuan tentang Siswa Sekolah Dasar

a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas V

Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, masa anak dapat dibagi menjadi :

1) Masa bayi, yaitu sejak lahir sampai akhir tahun kedua

2) Masa anak awal, yaitu dari permulaan tahun ketiga sampai usia enam tahun. Masa ini disebut masa anak pra sekolah karena pada usia ini anak mulai masuk kelompok bermain dan taman kanak-kanak

3) Masa anak lanjut, dari usia 6 – 13 tahun. Masa ini disebut pula dengan anak usia SD karena pada masa ini bisaanya anak duduk di SD

4) Masa Remaja, yaitu usia 13 – 18 tahun. Pada masa ini anak matang secara seksual dan merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa (S.C. Utami Munandar, 1995 : 1)

Berdasarkan masa perkembangan tersebut, maka siswa kelas V termasuk kedalam masa anak-anak lanjut atau masa sekolah yaitu fase kelas tinggi. Menurut Siti Partini Suardiman (1995 : 116) karakteristik anak pada fase kelas tinggi adalah sebagai berikut L

a) Perhatiannya tertuju pada praktis sehari-hari

b) Memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar dan realistis

c) Mulai timbul minat pada mata pelajaran khusus

d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah

e) Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peer group untuk bermain bersama dan mereka membuat peraturan sendiri dalamkelompoknya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak kelas V berkisar pada usia 11 – 12 tahun yang termasuk dalam fase kelas tinggi dan berada dalam tahap kehidupan praktis. Mereka masih memiliki pikiran yang terbatas terhadap obyek yang dijumpai dari pengalaman langsung. Oleh sebab itu siswa kelas V dapat diarahkan untuk belajar secara kelompok dengan menggunakan strategi pengajaran inkuiri.

b. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Pada setiap perkembangan manusia ada tugas-tugas perkembangan diharapkan dapat dilaksanakan oleh individu. Agar dapat diterima oleh kelas sosialnya, seorang anak harus mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah :

1) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung

2) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari

3) Belajar bergaul dengan kelompok sebaya

4) Belajar bekerja dengan kelompok sebaya

5) Mempelajari peranan jenis kelompok yang sesuai

6) Belajar menjadi pribadi yang mandiri

7) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan

8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok

9) Mengembangkan konsep diri yang sehat (S.C. Utami Munandar, 1992 : 8)

Berdasarkan pendapat tersbut dalam membina perkembangan anak agar dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan merupakan tanggung jawab orang tua, guru, bahwa kelompok sebaya


B. KERANGKA PIKIR

Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa dapat memahami pengertian dasar IPA serta anak dapat memahami lingkungan alam, menerapkan metode ilmiah sederhana, bersikap ilmiah terhadap masalah yang dihadapi.

Pengajaran IPA sering mengalami kesulitan terutama pada saat menyampaikan materi pelajaran yang sifatnya abstrak. Dalam proses pembelajaran, guru cenderung masih dominan, sehingga siswa lebih bersikap pasif daripada mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Melalui strategi pengajaran inkuiri siswa terlibat secara maksimal dalam usaha mencari dan menemukan pemecahan masalah, sehingga kegiatan belajar dapat optimal terarah pada tujuan pembelajaran.

Strategi pengajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas dan terbuka, siswa dapat mencari pengetahuan baru dengan bekal pengetahuan lama, siswa bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist) yang sedang melakukan eksperimen. Kegiatan belajar siswa berkisar sekitar pengujian hipotesis terhadap rumusan masalah yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi pengajaran inkuiri ini.

Peran guru dalam strategi pengajaran inkuiri adalah sebagai konselor, pembina dan pengarah. Guru senantiasa siap memberikan bantuan kepada kelompok siswa dalam melaksanakan interaksi, mengungkapkan argumentasi, mengumpulkan bukti dan mengarahkan diskusi. Guru mendorong siswa untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan menjejali siswa dengan pengetahuan.

Pembelajaran di SD 1 Bowongso kurang optimal, perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang memusat karena lingkungan sekolah yang tidak kondusif. Siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran. Penerapan strategi pengajaran inkuiri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perhatian siswa, karena strategi pengajaran inkuiri sangat membutuhkan keterlibatan siswa dan sangat menyita perhatian siswa untuk melakukan eksperimen serta menemukan pemecahan masalah.

Rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran IPA menjadi salah satu penyebab terhambatnya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan, untuk meningkatkan perhatian siswa perlu diterapkan strategi yang tepat. Strategi inkuiri merupakan strategi yang menuntut partisipasi aktif siswa dalam belajar, sedangkan partisipasi aktif siswa dapat terwujud apabila perhatian siswa dapat terpusat.


C. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis yang muncul dalam penelitian ini adalah :

Penerapan strategi pengajaran inkuiri dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD 1 Bowongso Kalikajar Wonosobo.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Raka Joni yang dikutip FX. Soedarsono (1998 : 21) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflek oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Ada dua tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian tindakan kelas, antara lain :

1. Melakukan tindakan perbaikan, peningkatan dan perubahan kearah yang labih baik sebagai upaya pemecahan masalah

2. Menemukan model dari prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah yang mirip atau sama dengan melakukan modifikasi atau penyesuaian seperlunya.

Penelitian tindakan memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki pembelajaran. Fokus penelitian tindakan terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang dirancang oleh peneliti kemudian dicobakan, dievaluasi apakah tindakan alternatif tersebut dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang dihadapi.

Penelitian tindakan mempunyai kelebihan dan kekuarangan seperti dalam penelitian lainnya. Kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan menurut Shumsky seperti yang dikutip ole Suwarsih Madya (1994 : 13 – 15), kelebihannya adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki

2. Kerjasama dalam penelitian tindakan mendorong kualitas dan pemikiran kritis

3. Kerjasama meningkatkan kemungkinan untuk berubah

4. Kerjasama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan

Adapun penelitian tindakan juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti

2. Berkenaan dengan waktu

3. Berhubungan dengan konsepsi proses kelompok

4. Berkenaan dengan keuletan terhadap pertanyaan agar dapat menyakinkan orang lain bahwa metode, strategi dan teknik yang diteliti benar-benar berjalan secara efektif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD 1 Bowongso, Kalikajar, Wonosobo. Kegiatan penelitian ini membutuhkan waktu selama 3 bulan mulai bulan Juli sampai September 2008 yang digunakan untuk proses perijinan sampai analisis data.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah putaran spiral, yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suwarsih Madya (1994 : 25) yang meliputi penyusun rencana tindakan, bertindak, melakukan refleksi dan merancang tindakan selanjutnya.

Desain penelitian tersebut bila digambarkan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Tindakan dan Pengamatan I

3. Refleksi I

4. Rencana Revisi

5. Tindakan dan Pengamatan II

6. Refleksi II

Gambar 2

Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

D. Subyek Penelitian

Penelitian ini sangat dipengaruhi oleh subyek penelitian, karena pada subyek diperolah data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan tujuan tertentu (purposive sampling). Sebagaimana dikemukakan oleh Koentjaraningrat bahwa purposive sampling tidak berdasarkan probabilitas, melainkan dipilih dengan tujuan tertentu untuk mendeskripsikan suatu gejala sosial tertentu (1986 : 89).

Subyek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar IPA dan siswa kelas V SD 1 Bowongso Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.

Penelitian ini memilih mata pelajaran IPA, karena nilai rata-rata mata pelajaran IPA di SD 1 Bowongso rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata mata pelajaran yang lainnya. Sedangkan penelitian ini memilih kelas V karena jumlah siswa kelas V di SD 1 Bowongso adalah 24 siswa yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yaitu 17 laki-laki dan 7 perempuan. Menurut pengamatan Kepala Sekolah, anak yang paling sering membuat masalah di kelas seperti mengganggu temannya pada saat pelajaran berlangsung dan kurang memperhatikan guru dalam mengajar adalah kelas V, sehingga penelitian ini memilih kelas V sebagai subyek penelitian.

E. Rencana Tindakan

Pelaksanaan rencana tindakan disesuaikan dengan desain penelitian yang telah ditetapkan yaitu putaran spiral yang terbagi atas tahapan :


1. Perencanaan

Setelah observasi dilaksanakan, maka diperolah gambaran keadaan kelas pada saat belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan guru masih mendominasi dalam pembelajaran di kelas, siswa tidak aktif dan perhatian siswa kurang memusat dalam proses pembelajaran, siswa masih tergantung pada guru dalam memecahkan masalah dan guru belum berorientasi pada proses dalam pembelajaran. Maka direncanakan suatu tindakan dengan tujuan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. Pada proses belajar mengajar ini guru menggunakan strategi pengajaran inkuiri, penelitian bertugas mengawasi dan melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan siswa di kelas.

2. Rencana Tindakan I

Putaran Pertama Tindakan I, langkahnya :

a. Guru memberikan materi pelajaran tentang gaya. Siswa ditumbuhkan rasa ingin tahu tentang gaya dengan jalan memberikan pertanyaan –pertanyaan yang merangsang siswa untuk aktif menjawab.

b. Guru melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA, yang difokuskan pada aktifitas siswa dalam pembelajaran yang berhubungan dengan perhatian siswa. Indikator perhatian siswa yang diamati meliputi; konsentrasi, minat, usaha, kewaspadaan, keseriusan. Aktivitas tersebut melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri.

c. Setiap akhir pembelajaran antara guru dan peneliti mengadakan evaluasi pembelajaran dengan cara mendiskusikan jalannya proses pembelajaran, kegiatan evaluasi tersebut sebagai bahan evaluasi bertujuan untuk :

1) Mendiagnosa keadaan awal dan kesulitan belajar yang dialami siswa, sehingga memudahkan untuk mengadakan tindakan

2) Memonitor peningkatan perhatian siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Setelah satu kali periode pemberian materi, diadakan evaluasi terhadap perhatian siswa

d. Guru dan peneliti melaksanakan perbaikan dari proses tindakan untuk pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan terhadap peningkatan perhatian siswa

e. Melakukan refleksi untuk mengingat dan menemukan kembali suatu tindakan sesuai dengan catatan yang telah dibuat dalam observasi. Kegiatan refleksi dilaksanakan dalam upaya untuk memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata selama proses tindakan. Kegiatan refleksi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :

1) Mendeskripsikan peningkatan perhatian siswa melalui strategi pengajaran inkuiri

2) Efektivitas penerapan strategi pengajaran inkuiri dalam pelajaran IPA pada peningkatan perhatian siswa

3) Mendeskripsikan kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran

4) Tindak lanjut untuk revisi rencana selanjutnya

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik utama yaitu observasi, sedangkan wawancara dan dokumentasi sebagai pendukung.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan di lapangan. Artinya peneliti mengamati langsung kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Pengamatan dilakukan sejak awal penelitian sampai akhir penelitian.

Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangan tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi (S. Nasution, 1996 : 73). Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman secara terstruktur yang telah dipersiapkan lebih dahulu, supaya dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan. Wawancara dilaksanakan sebelum atau sesudah pelaksanaan kegiatan di lokasi penelitian.

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap. Menurut Koentjaraningrat dokumentasi merupakan metode penelitian ilmiah yang menggunakan dokumentasi merupakan metode penelitian ilmiah yang menggunakan dokumen sebagai bahan acuan dalam menguraikan data verbal seperti tulisan-tulisan, catatan harian, artikel dan sebagainya. Dokumen ini digunakan untuk mengetahui gejala-gejala sosial (1993 : 83). Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa data tentang siswa dan sarana media pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Sukardi secara fungsional kegunaan instrumental penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan (2003 : 75). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen penelitian akan terjun langsung dalam pengambilan data dengan alat bantu berupa lembar observasi dan panduan wawancara. Menurut S. Nasution (1996 : 54) peneliti sebagai instrumen penelitian karena mempunyai adaptabilitas yang tinggi, dan dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah dengan situasi yang dihadapi dalam penelitian itu. Karena peneliti sebagai instrumen maka peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan melaporkan hasil penelitiannya. Menurut Goba dan Lincoln yang dikutip Lexy J. Moeloeng menyebutkan ciri umum manusia sebagai instrumen penelitian diantaranya adalah :

a. Responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan

b. Dapat menyesuaikan diri

c. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan

d. Memproses data secepatnya

e. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim (1996 : 121)

Dalam penelitian ini peneliti berperan untuk menggali informasi secara menyeluruh dan lebih mendalam.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas menurut FX. Soedarsono (2001 : 25) tujuannya adalah untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diharapkan. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif dengan presentase.

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya perbaikan peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian adalah menganalisis data menurut Suwarsih Madya (1997 : 35) analisis data dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan. Refleksi yang dilaksanakan oleh peneliti akan memberikan wawasan autentik yang akan membantu dalam menafsirkan datanya.

Perhitungan dalam analisis data menghasilkan persentase perncapaian yang selanjutnya diinterpretasikan dengan kalimat. Pertimbangan persentase yang dilakukan yaitu dengan cara membandingkan persentase awal yang dicapai dengan persentase akhir. Kesimpulan yang dihasilkan dalam proses pembelajaran IPA dengan menerapkan strategi pengajaran inkuiri adalah berapa besar persentase peningkatan perhatian siswa.

Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah :

  1. Pengkajian data diperoleh melalui pengamatan untuk mengungkap perhatian siswa kelas V SD 1 Bowongso Kalikajar, Wonosobo. Pengamatan dilaksanakan setiap kegiatan berlangsungnya penerapan strategi pengajaran inkuiri dalam pelajaran IPA
  2. Jumlah persentase siswa yang mempunyai kedudukan sangat tinggi pada setiap aspek yang diteliti pada tindakan II dikurangi dengan jumlah persentase siswa yang mempunyai kedudukan sangat tinggi pada setiap aspek pada tindakan siklus I kemudian disimpulkan sebagai peningkatan perhatian siswa

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan setiap kegiatan berlangsung, sedangkan wawancara dan dokumentasi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung. Data yang telah terkumpul segera dituangkan kedalam bentuk tabel dan uraian deskriptif seperlunya sehingga data itu didapat adanya hubungan secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih, (2002). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : FIP UNY.

Dakir, (1993). Dasar-dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Depdikbud, (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas, (2001). Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Kartini Kartono, (1990). Psikologi Umum. Bandung : CV. Mandar Maju.

Kasihani Kasbollah, (1988). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud.

Koentjaraningrat, (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.

, (1993). Bunga Rampai : Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

M. Buchori, (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.

Moh. Amin, (1989). Mengajar IPA dengan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta : Depdikbud.

Moeloeng, Lexy, (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution. dkk, (1996). Metode Penelitian Nuralistik Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Noehi Nasution. dkk, (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.

Oemar Hamalik, (2000). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Perencanaan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

, (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Utami Munandar. SC, (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Widyasarana Indonesia.

Siti Partini Suardiman, (1995). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : FIP IKIP Yogyakarta.

Slameto, (1995). Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

FX. Soedarsono, (1980). Analisis Data I. Jakarta : Depdikbud RI.

Suharsimi Arikunto, (1991). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

, (1998). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) edisi revisi IV. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

, (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukardi, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumardi Suryabrata, (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Perencanaan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

Suryati Sidharta, (1990). Pendidikan di Negara Berkembang Suatu Tujuan Komparatif. Jakarta : Depdikbud.

Suryobroto, (1988). Dasar-dasar Psikologi. Jakarta : PT. Prima Karya.

Suwarsih Madya, (1994). Panduan Penelitian Tindakan. LPM IKIP Yogyakarta.

Una Kartawisastra. dkk, (1980). Kegiatan Belajar Diskoveri Inkuiri. Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan. Depdikbud.

Gulo. W, (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Tidak ada komentar: